“La vida son pasos. Y a cada paso que das, dejas algo atrás.”("Life are steps away. And every step you take, you leave something behind") ―Jordi Balaguer, La maldición de Gryal
Demi
waktu. Daripada mengatakan waktu adalah uang, sebenarnya lebih baik mengatakan
waktu adalah pedang.
Tidak terasa, 3 tahun itu berlalu
sangat cepat. Beberapa hal berlalu begitu saja tanpa ada yang merenungi atau
menyesali. Tapi, dalam beberapa hari ini saya menyesali beberapa hal yang
seharusnya tidak boleh saya sesali. Tapi, ada juga beberapa hal yang rasanya
ingin saya ukir diatas batu paling kokoh didunia. Persahabatan. Mendiskripsikan
teman dua tahunan saya, dikelas 7 dan 9, sebenarnya agak tidak pantas. Karena
ini menggunakan sudut pandang saya sendiri. Tapi, karena keinginan hati saya
untuk memamerkan para calon orang sukses ini kepada kalian, saya pikir boleh
boleh sajalah.
Dikelas 7 saya berada dalam satu
kelas bersama mereka. Walaupun dikelas 8 tidak satu kelas, tetapi dikelas 9
kami dipersatukan lagi. Mungkin ini yang membuat ‘pertemanan kami kuat’
walaupun terkadang terlalu banyak cekcok. Setahun bersama mam Septi yang
merupakan walikelas kami [yang sungguh,
tidak pernah membimbing kami dengan benar] membuat bahasa inggris kami
(agak) kuat. Terimakasih, walaupun bahasa inggris saya selalu salah dua.
Saya sebenarnya agak kehabisan
kata kata, yang akhirnya saya akan mendeskripsikan mereka seperti yang dibawah
ini. Sungguh, mereka bukan anak yang baik karena mereka telah membuat otak saya hilang dalam
waktu 2 tahun, dan membuat harga diri saya hilang.
Abay, yang terlihat seperti mayat
berjalan. Atun, My Prince yang sok kecakepan. Rat, si galau-bijak. Dika, no comment. Elga, si penunggu sejati. Saya, makhluk Tuhan yang paling
Sexy. Dhanty, penyanyi #1. Arya, Big Freak. . Aye, ya aye aye aja. Bidari,
singing legend. Yona, si pemakan angin. Elang, om om mesum. Harmi, mas Afgan.
Anin, yang selalu blereng. Nisa, pencinta kucing. Kukuh, katanya sih mirip
Robert Pattinson. Dedana, otak alien. Mak, penyanyi #2. Megan, kokoronotomo.
Harjo, ‘jajan yoo..’. Nabil, penggaet pria. Dhea, yang selalu dikhianati. Vena,
bu kos. Ifah, pencinta Morgan. Thariq, yang selalu tertindas. Dita, pendiem
tapi asik. Via, mbak bos alias ucok. Echa, Tante Style. Salsa, gaya berbicara sehari harinya seperti eminem kalau ngerapp. Shafira, bersin gaduh.
Mungkin, tanpa bocah-bocah gayeng
itu kelas kami gak akan gayeng. Mungkin, tanpa mereka juga, kami tidak akan
jadi IX-10. Gaes, dimanapun kalian berada nanti, jalan apapun yang kalian
tempuh, jangan pernah melupakan masa masa SMP kita. Walaupun dimasa akan
datang, masih banyak kenangan kenangan yang lebih indah yang menunggu kalian.
Salam Bhawara!
No comments:
Post a Comment